Sabtu, 24 Desember 2011

Kelahiran Dan Perkembangan Islam di Masa Nabi Muhammad SAW



A. Keadaan Bangsa Arab Pra Islam

Ketika nabi Muhammad SAW lahir (570 M), Makkah adalah sebuah kota yang sangat penting dan terkenal diantara kota-kota di negeri Arab lainnya, baik karena tradisinya maupun karena letaknya. Kota ini dilalui jalur perdagangan yang ramai, menghubungkan Yaman di selatan dan menghubungkan Syiria di utara. Dengan adanya ka’bah di tengah kota, Makkah menjadi pusat keagamaan Arab. Ka’bah adalah tempat mereka berziarah. Di dalamnya terdapat 360 berhala, mengelilingi berhala utama, hubal. Makkah kelihatan makmur dan kuat. Agama dan masyarakat Arab ketika itu mencerminkan realitas kesukuan masyarakat jazirah Arab dengan luas satu juta mil persegi.

Silsilah keturunan Arab terbagi kedalam 3 bagian, yaitu:

1) Arab Ba’idah, yaitu kaum-kaum Arab terdahulu yang sejarahnya tidak bias dilacak secara rinci dan komplit, seperti ’Ad, Tsamud, Thasm, Judais, Amlaq, dan lain-lainya.

2) Arab Aribah, yaitu kaum-kaum Arab yang berasal dari keturunan Ya’rub bin Yasyjub bin Qahthan, atau disebut pula Arab Qahthaniyah.

3) Arab Musta’ribah, yaitu kaum-kaum arab yang berasal dari keturunan Isma’il,yang disebut pula Arab Adnaniyah. Dari Arab Musta’ribah inilah cikal bakal dariketurunan Nabi Ibrahim a.s, Ismail a.s dan akhirnya kepada Nabi Muhammad Saw.

AGAMA DAN PERUBAHAN SOSIAL : PONDOK MODERN DARUSSALAM GONTOR PONOROGO

I. PENDAHULUAN

Puja dan puji syukur tidak lupa penulis ucapkan kepada Allah SWT Tuhan semesta alam yang telah memberikan segala kemudahan, rahmat, dan karunianya yang melimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan studi agama dan perubahan sosial ini dengan baik. Karena tanpa pertolongan-Nya semua ini tidak akan dapat terselesaikan dengan mudah. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya, dan para sahabatnya.

Saat ini pesantren merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia, bahkan pesantren sudah menjadi salah satu lembaga pendidikan yang terpercaya bagi para orang tua yang ingin anaknya belajar dengan baik dan terjaga. Di pesantren para santri tidak hanya diajarkan ilmu agama, tetapi diajarkan juga ilmu umum.

Hidup mandiri dan keorganisasian merupakan bekal mereka nanti di kehidupannya dalam bermasyarakat. Pergaulan bebas dan tindakan-tindakan yang bersifat negatif di sekitar kita sering menjadi alasan bagi orang tua untuk memilih sekolah yang tepat dan menyekolahkan anaknya ke pondok pesantren. Dengan demikian para orang tua dapat menyekolahkan anaknya dengan tenang tanpa mengkhawatirkan pergaulan dan permainan anaknya di luar rumah.

STUDI KONFLIK & PERSAINGAN “PENJUAL NASI GORENG” DI PERUMAHAN PORIS TANGERANG



       I.            PENDAHULUAN

Puja dan puji syukur tidak lupa penulis ucapkan kepada Allah SWT Tuhan semesta alam yang telah memberikan segala kemudahan, rahmat, dan karunianya yang melimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan studi konflik dan persaingan ini dengan baik. Karena tanpa pertolongan-Nya semua ini tidak akan dapat terselesaikan dengan mudah.
Seiring berkembangnya zaman, tuntutan finansial dan beragamnya keinginan manusia atas berbagai macam jenis makanan dan minuman sering  menjadi alasan utama bagi manusia untuk terus-menerus mengembangkan berbagai jenis makanan dan minuman yang menarik. Semua itu dilakukan dengan tujuan untuk memuaskan konsumen yang akan mengkonsumsi berbagai macam jenis makanan dan minuman. Namun pada pembahasan studi ini, penulis mengambil contoh dari konflik dan persaingan di kalangan penjual nasi goreng.