Seringkali
kita mendengar dan melihat banyak orang menyurakan segala macam keburukan
mengenai JIL, bahkan tidak jarang banyak aksi yang dilakukan terkait dengan
penolakan JIL disana-sini. Namun pada hakikatnya, jika kita telusuri lebih
dalam lagi mengenai segala tindakan yang telah dilakukan selama ini tidak
jarang banyak yang berbading terbalik. Banyak orang menyuarakan dan melakukan
segala macam aksi penolakan terhadap JIL, tetapi mereka justru buta atau berhenti sampai disitu saja dan tidak
melakukan apa yang seharusnya mereka lakukan, yaitu belajar dan memahami lebih
banyak lagi mengenai Islam itu sendiri, terutama dalam masalah fundamental (aqidah).
Keawjiban
seorang muslim sebelum beramal adalah berilmu. Bahkan agar aqidahnya lurus dan
terjaga kualitasnya, ia harus senantiasa memupuknya dengan ilmu. Bila ilmu yang
memupuk keimanannya ini benar, maka ia akan tumbuh sebagai seorang muslim yang
penuh dengan sifat-sifat terpuji. Sebaliknya bila ilmu yang memupuk aqidahnya
ini adalah rusak dan bersifat racun, maka
ia akan menjadi muslim yang keimanannya ragu-ragu atau sesat. Mengingat tantangan mendasar yang dihadapi ummat Islam dewasa ini berupa tantangan pemikiran. Sebab persoalan yang timbul dalam bidang-bidang tersebut serta bidang-bidang terkait lainnya ternyata bersumber pada persoalan pemikiran.
ia akan menjadi muslim yang keimanannya ragu-ragu atau sesat. Mengingat tantangan mendasar yang dihadapi ummat Islam dewasa ini berupa tantangan pemikiran. Sebab persoalan yang timbul dalam bidang-bidang tersebut serta bidang-bidang terkait lainnya ternyata bersumber pada persoalan pemikiran.
Kemungkaran terbesar dalam pandangan Islam adalah kemungkaran
dibidang aqidah Islamiyah atau kemungkaran yang mengubah dasar-dasar Islam. Kemungkran
ini berawal dari
kerusakan ilmu-ilmu Islam. Kemungkran jenis ini jauh lebih
dahsyat dari kemungkaran di bidang amal. Sebagai gambaran, dosa orang yang
mengingkari kewajiban shalat lima waktu lebih besar dari pada orang yang
meninggalkan shalat karena malas, tetapi masih meyakini kewajiban shalat.
Tiada
cara mudah untuk kita menangani aliran Islam Liberal melainkan kita berusaha
bersungguh-sungguh untuk menuntut ilmu-ilmu agama dari pada para tokoh yang
ikhlas, jujur dan mendapat petunjuk Allah. Dengan ilmu-ilmu tersebut kita dapat
membedakan antara yang hak dan batil, sekaligus menerangkan apa yang hak dan
menjawab apa yang batil.
Pada
waktu yang sama hendaklah kita berdoa kepada Allah SWT agar diberikan
hidayah ke jalan yang benar dan pemeliharaan daripada jalan yang sesat.
Ingatlah bahawa jalan menuju kebenaran hanya satu manakala jalan menuju
kesesatan adalah banyak. Jalan kebenaran adalah apa yang ditunjukkan oleh al-Qur’an
dan as-Sunnah yang terpercaya berdasarkan pemahaman generasi awal umat (al-Salaf
al-Salih) manakala jalan kesesatan adalah apa yang menyelisihinya.
Semoga
apa yang telah dijelaskan diatas dapat membuka paradigma kita mengenai apa yang
telah terjadi dan bagaimana solusi yang tepat untuk menghadapinya, khususnya mendorong
kita kepada apa yang seharusnya dilakukan dalam menghadapi tantangan pemikiran
di zaman ini, yaitu dalam menghadapi segala bentuk tindakan JIL.
Allahu
Akbar!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar