Selasa, 28 Agustus 2012

Elit Penguasa Sebagai Komunikator

Dalam praktik politik, sistem komunikasi akan dipengaruhi pula oleh sistem politik. Sistem politik yang demokratis, misalnya, akan memberi peluang proses komunikasi (dalam sistem komunikasi) yang demokratis pula. Sebaliknya, sistem politik otoriter akan membuat sistem otoriter pula. Sebab, proses komunikasi yang dikembangkan jelas hanya ditentukan oleh penguasa dan berjalan top down (dari atas kebawah). Hal ini terjadi akibat pengaruh sistem politik yang memfungsikan pola seperti itu.

Pekembangan sistem komunikasi dipengaruhi oleh sistem sosial di suatu negara. Bentuk sistem komunikasi kekhasannya terwujud karena keragaman etnis, adat istiadat, perbedaan desa-kota, dan yang paling menentukan adalah sistem politik yang ditegakkan pada masyarakatnya yang mana tidak lepas dari peran elit penguasanya.

Siapakah sebenarnya yang memerintah dan yang diperintah dalam suatu masyarakat ? siapa elit (elit politik/penguasa) itu ? dan siapakah komunikator itu ? Apa sajakah peranan elit penguasa sebagai komunikator ?

Elit adalah mereka yang menduduki posisi komando pada pranata-pranata utama dalam masyarakat. Dengan kedudukan tersebut para elit mengambil keputusan keputusan yang membawa akibat yang dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat. (Mills)

Komunikator adalah pihak yang mengirim pesan kepada khalayak. Oleh karena itu, komunikator biasa disebut pengirim, sumber, source atau encoder.


Unsur-unsur komunikasi yang sangat menentukan berhasil tidaknya proses komunikasi yaitu unsur komunikator karena komunikator dapat mewarnai atau mengubah arah tujuan komunikasi. Setiap pemimpin dituntut memiliki kemampuan berkomunikasi, membentuk sikap dan perilaku khalayak, masyarakat yang mendukung terhadap aktivitas kepemimpinannya.

Elit politik berada dalam struktur kekuasaan dan elit masyarakat. Sebagai elit berkuasa ia mampu mengendalikan dan menjalankan kontrol politik, sekaligus mengendalikan sumber-sumber komunikasi. Sikap perilaku penguasa (elit berkuasa) memberi dampak cukup berarti terhadap lalu lintas transformasi pesan-pesan komunikasi baik yang berada dalam struktur formal, maupun yang berkembang dalam masyarakat.

Dengan demikian elit penguasa sebagai komunikator dalam proses komunikasi sangat memegang peranan penting dalam masyarakat dan dalam pengendaliannya. Seorang komunikator harus terampil berkomunikasi dan juga kaya ide serta penuh daya kreativitas yang menunjang agar dapat terwujudnya cita-cita yang diinginkan.


Teori Tokoh

Menurut Machiavelli ada dua tipe elit politik dalam memerintah :
1. Elit politik yang memerintah dengan kelicikan
2. Elit politik yang memerintah dengan cara paksa.

Menurut Karl W. Deutch

Bahwa pelaku politik utama dalam suatu sistem politik disebut elit politik. Elit politik terdiri dari dua tingkatan yaitu: Elit Politik Tinggkat Tinggi dan Elit Politik Tingkat Menengah.

1. Elit Politik Tingkat Tinggi dalam suatu system politik atau Negara meliputi presiden (perdana menteri) dan para menteri.
2. Elit Politik Tingkat Menengah yaitu para penguasa dibawah menteri dan para pemimpin daerah yang bertugas untuk mengimplementasikan program dan kebijakan yang dibuat oleh elit politik tingkat tinggi.

Menurut Vilpredo Pareto, elit terbagi atas dua:
1. Governing elit, dan
2. Non Governing elit

Sekelompok orang yang mempunyai bakat yang menonjol dalam kegiatan bidang tertentu dalam hal ini bidang politik. Analisa pareto didasarkan dari sudut psikologi, bahwa ada sifat elit yang menonjol, sifat menonjol itu disebut residu. Untuk Pareto, Residu diartikan sebagai suatu manifestasi dari perasaan orang-orang yang menonjolkan diri dalam bentuk-bentuk kegiatan.

Tipe residu Menurut Pareto:

1. Residu of Combination
Yaitu manifestasi yang mempunyai indikasi adanya intelegensia ketajaman berfikir dan penggunaan akal rasional.

Tipe ini bercirikan; memerintah dengan cara rasional dan intelegensia tinggi walaupun kadang-kadang dengan tipu muslihat yang licik. Tipe ini tidak mempunyai kekuatan sehingga pada saat diperlukan kekuatan atau kekerasan maka elit ini akan jatuh.

2. Residu of Agregation

Merupakan suatu bentuk manifestasi yang mewujudkan atau menonjolkan kekerasan, sifat patriotis dan konservatif.

Tipe ini bercirikan selalu menonjolkan kekerasan dan ancaman, tetapi tidak berarti elit ini tidak akan jatuh, justru dengan kekerasan biasanya mereka akan memancing timbulnya revolusi-revolusi baru.

Menurut Pareto kombinasi kedua tipe tersebut merupakan yang terbaik, karena menurut pareto elit yang ragu-ragu menggunakan kekerasan akan menjadi lemah tetapi sebaliknya elit yang selalu menggunakan kekerasan akan memancing timbulnya pergantian elit secara revolusioner.

Supaya tidak terjadi pergolakan dan instabilitas didalam pergantian elit menurut pareto maka perlu diadakan sirkulasi elit.

Tipe Elit Politik Dalam Memerintah:

1. Elit Politik yang memerintah dengan kelicikan.
2. Elit Politik yang memerintah dengan cara paksa
3. Elit Politik konservatif
4. Elit Politik liberal

1. Elit Politik yang memerintah dengan kelicikan.

Dinegara yang menganut system politik demokrasi para elit politik dominant menggunakan cara memerintah dengan kelicikan. Para elit politik berupaya untuk mengabsahkan atau merasionalkan kekuasaan elit politik dengan menggunakan cara penyerapan atau derivasi (derivation)

Derivasi (derivation) Yaitu suatu usaha mempertahankan elit dengan menggunakan akal rasional yang sifatnya sengaja membenarkan tindakan –tindakan elit dengan isu-isu tertentu kalau perlu dengan isapan jempol.

2. Elit Politik yang memerintah dengan cara paksa

Elit politik yang memerintah dengan cara paksa kebanyakan terdapat di Negara-negara yang menganut system politik komunis atau system politik otoriter. Para elit politik atau elit berkuasa menggunakan kekuasaan sebagai alat untuk mewujudkan keinginan dan kepentingan politik. Di Negara-negara yang menganut system politik komunis para elit politik menggunakan cara paksa untuk memerintah masyarakat dalam berbagai segi kehidupan. Sehingga rakyat atau masyarakat yang dikuasai tidak memilki kebebasan untuk menentukan cara hidup menurut keinginan individu atau warganegara.

3. Elit Politik konservatif

Elit berusaha mempertahankan kekusaannya denga berorientasi pada kepentingan pribadi atau kepentingan golongan. Untuk mempertahankan kepentinganpribadi mereka elit cenderung mempertahankan keadaan politik yang sedang mereka kuasai.

Segala aturan yang ada dijalankan menurut kehendak elit penguasa yang ada, sehingga tidak memberi peluang kepada pihak lain untuk mengendalikan atau mempengaruhi elit politik yang sedang berkuasa.

4. Elit Politik liberal

Sikap elit cenderung berorientasi pada kepentingan rakyat umum dan elit politik selalu bersikap tanggap dan peduli terhadap berbagai tanggapan dan tuntutan masyarakat. Sikap elit politik ini membuka kesempatan yang seluas-luasnya pada setiap anggota masyarakat untuk meningkatkan taraf hidup dan mengaktualisasi diri untuk mampu memenuhi kehidupan menurut mekanisme system politik yang ada.

Orientasi para elit politik liberal yaitu berupaya untuk membina dan memberi kebebasan anggota masyarakat atau warga Negara untuk meningkatkan status social. Dalam hal ini individu atau warganegara dibebaskan menurut aturan atau perundang-undangan Negara. Untuk itu warganegara secara bebas meyampaikan berbagai kepentingan sesuai dengan kehendak warganegara yang bersangkutan.

Untuk melancarkan mekanisme system politik liberal maka para elit politik atau elit penguasa harus mampu mengakomodasi berbagai berbagai tuntutan masyaraka atau warga Negara. Kemudian tuntutan itu diolah menurut mekaisme system politik liberal yang pada akhirnya menghasilkan berbagai kebijakan atau keputusan yang dapat menjawab berbagai tuntutan masyarakat. Keputusan atau kebijakan ini juga memberi kesejahteraan pada anggota masyarakat.

Elit politik liberal bertindak secara demokratis untuk menghargai hak-hak warganegara dan terbuka terhadap berbagai golongan. Kolaborasi diantara diantara para elit politik untuk mempertahankan kekuasaan tidak dibenarkan.

Metode Penentuan Elit Politik

Untuk mengidentifikasi siapa yang termasuk dalam kategori elit politik:

1. Metode Posisi

Elit politik adalah mereka yang menduduki posisi atau jabatan strategis dalam system politik. Jabatan strategis yaitu dapat membuat keputusan dan kebijakan dan dinyatakan atas nama Negara. Elit ini jumlahnya ratusan mencakup para pemegang jabatan tinggi dalam pemerintahan, perpol, kelompok kepentingan. Para elit politik ini setiap hari membuat keputusan penting untuk melayani berjuta-juta rakyat.

2. Metode Reputasi

Elit politik ditentukan bedasarkan reputasi dan kemampuan dalam memproses berbagai permasalahan dan kemudian dirumuskan menjadi keputusan politik yang berdampak pada kehidupan masyarakat.

3. Metode Pengaruh

Elit politik adalah orang-orang yang mempunyai pengaruh pada berbagai tingkatan kekuasaan. Orang ini memiliki kemampuan dalam mengendalikan masyarakat sesuai kemampuan pengaruh yang dimiliki, sehingga masyarakat secara spontan mentaati para elit politik. Oleh karena itu orang yang berpengaruh dalam masyarakat dapat dikategorikan sebagai elit politik.

Ketiga metode penentuan elit tersebut diakui dan dianut oleh berbagai Negara. Namun ada negara yang dominan menggunakan metode posisi atau metode reputasi. Disamping itu ada juga Negara yang mengkombinasikan ketiga metode tersebut untuk memperoleh hasil yang sesuai dalam mengkategorikan mereka yang tergolong sebagai elit politik.

Cara Elit Mempertahankan Kekuasaan :

1. Intimidasi

Yaitu manipulasi nilai-nilai dan norma yang berlaku dalam elit sehingga setiap orang akan selalu cenderung untuk menyesuaikan diri.

2. Ekslusivisme

Dengan cara menutupi lingkungan elit dari pengetahuan umum. Kesalahan-kesalahan elit dirahasiakan sehingga masyarakat akan tidak pernah tahu dan dengan demikian elit akan tetap mendapat dukungan dari masyarakat.

3. Formula Politik atau Resep-Resep Politik

Mengekploitir nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat untuk memperoleh dukungan.

4. Dengan Cara Sirkulasi

Umumnya ada sekelompok orang di bawah lapisan elit yang menggunakan kesempatan untuk merebut kekuasaan elit kemungkinan hal ini dapat diperkecil dengan cara menarik orang-orang tertentu di bawah elit untuk masuk ke dalam elit sehingga terjadi sirkulasi yang dapat menghambat perebutan kekuasaan

5. Dukungan Angkatan Bersenjata

Kemampuan kekuatan militer yang solid dan loyal terhadap elit menjadikan elit dapat mempertahankan kekusaan dalam sebuah system politik.

· Nuruddin, 2004, Sistem Komunikasi Indonesia, Jakarta, Rajawali Press
· Prof. Dr. H. Hafied Cangara, M.sc, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta, Rajawali Press
· Nimmo, Dan. Komunikasi Politik; Komunikator, Pesan, dan Media, Bandung, Rosda Karya
· http://biarhappy.wordpress.com/2011/04/11/teori-elite-politik/
· http://www.zimbio.com/Simple+but+Effective+Women+Abs+Workout/articles/3EU-3TP9gcY/Pendekatan+Teoritis+dan+Pokok+pokok+Pengertian


Tidak ada komentar:

Posting Komentar