Sabtu, 01 September 2012

Liberalisasi Pemikiran Islam ( Gerakan bersama Missionaris, Orientalis dan Kolonialis )


Tantangan mendasar yang dihadapi ummat islam dewasa ini bukan berupa ekonomi, politik, sosial dan budaya, tapi tantangan pemikiran. Sebab persoalan yang timbul dalam bidang-bidang tersebut serta bidang-bidang terkait lainnya, jika dilacak, ternyata bersumber pada persoalan pemikiran. Tantangan pemikiran itu bersifat internal dan eksternal sekaligus. Tantangan internal telah lama kita sadari yaitu kejumudan, fanatisme, taqlid, bid’ah khurafat. Sebagiannya yang akibatnya adalah lambatnya proses ijtihad ummat islam dalam merespon berbagai tantangan kontemporer, lambatnya perkembangan ilmu pengetahuan islam dan pesatnya perkembangan aktifisme. Sedangkan tantangan eksternalnya adalah masuknya paham konsep, sistem dan cara pandang asing seperti liberalisme, sekularisme, pluralisme agama, relativisme, feminisme, dan gender dan lain sebagainya kedalam wacana pemikiran keagamaan Islam.
Dan sebagai akibat tantangan eksternal adalah bercampurnya konsep-konsep asing kedalam pemikiran dan dan kehidupan ummat islam, sehingga kerancuan berfikir dan kebingungan intelektual tidak dapat dielakkan. Mereka yang terhegemoni oleh framework yang tidak sejalan dengan Islam ini. misalnya, akan melihat Islam dengan kaca mata sekuler, liberal dan relativistik.

Meski kedua tantangan tersebut perlu di bahas secara mendalam dan serius, namun tantangan yang sangat urgen untuk di bahas, di hadapi dan direspon saat ini adalah
tantangan eksternal ummat Islam, khusunya tantangan liberalisasi pemikiran ummat islam. Tantangan yang kini sangat gencar di sebarkan melalui berbagai media komunikasi dan pendidikan itu tenyata tidak berdiri sendiri. Ia merupakan program yang sejalan dengan doktrin post modernisme yang mengusung doktrin relativisme, nihilisme, pluralisme, persamaan (equality), feminisme & gender dan lainnya.

Meskipun faham-faham ini gencar di sebarkan di indonesia akhir-akhir ini, namun ia sejatinya telah lama mengakar pada peradaban barat dan telah lama di “pasarkan” kedunia Islam. Hanya saja ia menemukan momentum dan aksentasinya setelah terjadi “Drama” Tragedi 11 September 2001. Sebab saat itulah post modernisme dan liberalisme menemukan rival sejatinya yaitu fundamentalisme, relativisme menghadapi lawannya absolutisme dst. Jalan atau cara-cara yang di tempuh untuk penyebaran faham-faham itu adalah orientalisme, missionarisme dan kolonialisme.

Astagfirullah...

Sudah saatnya kita harus memiliki ilmu pengetahuan islam yang luas agar dapat membentengi aqidah kita dari liberalisme pemikiran islam yang akan menjauhkan diri kita dari aqidah shahih yang lambat laun akan menggerogoti ummat islam dengan berbagai cara.

Wassalammu’alaikum Wr. Wb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar